Ini hanya pengalaman pribadi saya yang saat ini sedang berusaha untuk menyapih putri saya Afra yang telah berusia tiga tahun. Entah ini bisa disebut weaning with love atau tidak, tapi memang masa ini terasa cukup berat buat saya, terutama saat harus bertahan tidak mengalah saat mendengar tangisan si kecil.
Tiga malam ini alhamdulillah putriku Afra berhasil melewati malam2nya tanpa nenen. Mungkin terlambat ya mengingat Afra beberapa hari lalu telah genap berusia 3 tahun. Tetapi dari beberapa literatur yang kubaca tidak masalah memberi ASI untuk bayi sampai lebih dari 2 tahun bahkan ada sebuah ayat dalam AlQur'an (maaf lupa ayatnya) yang menyebutkan menggenapkan penyusuan sampai 30 bulan yang artinya 2,5 tahun dan itu juga bukan merupakan batas maksimal waktu menyusui.
Selama ini memang sungguh berat untuk benar-benar menyapih Afra. Sejak berusia 2 tahun kami sudah berusaha menanamkan pengertian untuk berhenti nenen tetapi umi selalu tidak kuasa menolak saat Afra meminta. Mungkin sebenarnya bukan hanya Afra yang tidak rela untuk berhenti, tetapi umi sendiri juga masih tidak rela karena menikmati kebahagiaan tersendiri saat memeluk dan menyusui Afra sambil membacakan cerita sampai mengantarnya tertidur pulas apalagi intensitas pertemuan yang jarang mengingat umi bekerja dan hampir selalu pulang setelah maghrib.
Afra insyaAllah akan mempunyai adik yang saat ini masih berusia 7 bulan dalam kandungan. Mungkin karena produksi ASI telah mulai banyak lagi untuk persiapan adek bayi, Afra dalam 1 bulan terakhir semakin antusias nenen padahal biasanya hanya sebentar saja. Selain itu seringkali Afra secara tidak sadar seperti menggigit nenen umi dengan giginya yang tentunya sudah cukup lengkap sampai umi kesakitan. Melihat gejala ini, akhirnya umi benar2 berniat untuk menyapih Afra dengan tidak memberinya nenen saat dia meminta walaupun Afra minta cuma saat mau tidur dan Afra sebenarnya telah mengerti bahwa adiknya nanti akan butuh nenen dan beberapa kali mengangguk saat umi memintanya berjanji untuk tidak nenen lagi setelah adiknya lahir.
Malam pertama, (12/12/2011) alhamdulillah lancar, afra bersikap cukup dewasa setelah bermain-main bersama abinya, ia pun mau tidur dipeluk abi setelah diberi pengertian untuk tidak nenen. Malam kedua, saat umi dan abi pulang afra telah tidur pulas di kamar mba'nya. Setelah dipindah kekamarnya, afra yang semula anteng lalu tiba-tiba rewel dan menangis tidak jelas. Semua yang dilakukan jadi serba salah. Setelah digendong abinya, baru ketahuan kalau Afra ingin nenen umi. Umi hampir saja tidak tega tetapi abi melarang Afra dan akhirnya Afra terus menangis sambil memanggil-manggil Abi, dalam kondisi sangat emosional sambil berbaring di samping umi. Kami (umi & abi) terus memberinya pengertian dan berusaha bertahan untuk tidak mengalah. Alhamdulillah akhirnya tangis Afra reda, mungkin ia sadar kalau tangisnya tidak bisa dijadikan senjata. Akhirnya ia minta minum air putih & berceloteh ceria seperti biasa saat akan berangkat tidur. Umi pun memberinya hadiah sekotak susu UHT coklat dan Afra memeluk susu UHT itu sampai pagi.
Malam ketiga, kebetulan abi sedang dinas luar jadi umi musti bersiap berjuang sendiri jikalau Afra rewel. Suasana sangat ceria sebelum tidur. Umi & Afra sempat makan bersama, minum UHT coklat, dilanjutkan makan es krim bersama. Afra juga sempat bermain dengan sepeda roda tiganya, menari dan menyimak acara anak-anak di TV sampai terakhir menonton teletubbies sekitar pukul 09.30 malam. padahal Umi sudah lelah dan mengantuk dari tadi, tetapi energi Afra seakan tak ada habisnya, bahkan mbaknya yang telah pamit ke kamar sebelumnya pun sempat diajaknya bermain lagi. Akhirnya Umi dan Afra ke kamar untuk tidur dan saat2 menyedihkan dimana Afra menangis keras meminta nenen itu pun terjadi lagi. Umi mencoba bertahan sambil terus berusaha mengalihkan perhatian dan mengajak Afra berdialog. Tetapi Afra yang emosional seakan tidak mau tahu dan terus menangis. Akhirnya mungkin setelah lelah menangis dan sadar permintaannya tidak dituruti Afra pun berubah 180 derajat. Ia meminta minum, lalu mengambil posisi tidur yang mungkin paling nyaman menurutnya. Ia sempat berceloteh dengan gayanya yang khas "nenenya uat dedek mua.." (nenennya buat dedek semua)...Umi pun bersyukur Afra telah sadar & bersikap dewasa & Umi bersyukur telah dapat bertahan untuk tidak mengalah. Akhirnya kami berdoa mau tidur bersama-sama, lalu umi bacakan surat2 pendek sambil mengelus-elus rambut Afra sampai tertidur. Sungguh antiklimaks yang indah...InsyaAllah masih ada malam2 lainnya yang harus dilewati dengan perjuangan yang cukup berat bagi Umi & Afra pada masa-masa transisi ini. Ayo kita berusaha bersama ya Nak, semoga Allah memudahkan kita untuk melewati masa ini dan semoga setelah masa ini terlewati, akan menjadi masa yang lebih indah lagi untuk kita ya Nak..Amiin...U must know that Umi love U so much...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar